DISKUSIKU DENGAN SAHABT (PAMONGPRENUER)
Rasa
hormat dan bangga yang sangat tinggi saya sampaikan kepada Bung Adima, ssaya
merasa sangat bangga sekali tulisan saya di respon dengan sangat antusias oleh
Bung. Bukti nyata bahwa kita sangat berhasrat untuk memperbaiki Republik
tercinta ini. Semoga saja semangat menggelora ini terus kita jalin dan bakar
sampai Ibu Pertiwi benar-benar tersenyum bahagia.
Dan
kemudian saya melihat ada sedikit keraguan dalam diri Bung tentang menilai masa
depan saya yang di anggap “mendua” oleh Bung. Saya sangat bahagia sekali ini
lah bukti bahwa kita keluarga dengan Bung sangat peduli dengan bayangan masa
depan saya.
Dan
dengan segala kerendahan hati tanpa rasa ingin membantah pendapat atau pun
menyanggah pendapat bung apalagi membuka jurang pemisah dalam perjuangan kita
nau’dubillah, izinkan saya mencurahkan isi hati saya sebagai saudara kepada
Bung yang memang kita saudara kandung satu rahim manglayang.
Sekali lagi saya mengulang bahwa ini adalah
sekolah kader pemimpin bangsa yang di cetak untuk menjadi pengisi post pemerintahan—dalam
arti luas—di Republik yang kita cintai ini. Sekali lagi dalam arti luas, bahkan
sangat luas. Dan tujuan utama pemerintahan di negeri ini adalah melindungi dan
mensejahterakan rakyat sesuai dengan amanat UUD45. Mengapa saya pikir konsep pemikiran
saya relevan dan saya tepat memilih IPDN bukan sekolah bisnis?
Sesuai
konsepsi dasar bahwa sekolah bisnis mencetak orang-orang yang mencari utnung
sebanyak-banyak nya dan mengeluarkan modal atau uang sedikit-dkitnya(sesuai
teori ekonomi) sedangkan konsep pamongpreneur yang saya utarakan adalah mencari
untung yang besar untung semua dan mengeluarkan uang yang banyak untuk semua
dengan cara berdagang. Kemudian timbul pertanyaan “kan PNS kerjanya 7 jam
sehari kapan waktu berdagangnya? Ga profesional dong?” dan akan saya jawab
bukan kah kita tidak hidup sendiri? Bukan kah kita hidup dikhalayak orang yang
banyak? (Sesuai dengan definisi kempemimpinan memanfaatkan orang lain utnuk
tujuan yang kita inginkan) kita bisa memanfaatkan sumber daya manusia yang
berjubel di negeri ini, kita bisa mengolah itu. Selain mendapatkan keuntungan
angakatan kerja terserap sekali mendayung dua puluh sampi seratus pulau
terlampaui. Sangatlah efektif bukan?
Sekali
lagi saya mengulang ini sekolah kader pemimpin di masa depan, kawah
candradimuka para pamongpraja. Bukan sekolah PNS biasa!! Kalau hanya
mengandalkan kemapuan intelektual, hanya mengandalkan jago mengkonsep sudah
saja Bung sekolah di kampus tetangga kita. Toh apa bedanya? Sangatlah rugi
negara memenuhi kebutuhan kita selama empat tahun kalau sama saja. Sudah jelas esensi pamongpraja terlebih
pamongpreunuer adalah memanfaatkan segaenap sumberdaya untuk mencapai tujuan
utama pemerintahan yaitu mensejahterakan dan melindungi rakyat, menjadikan
rakyat Indonesia kaya, menjadikan rakyat kita sejahtera, menjadikan rakyat kita
bahagia. dengan segala cara asalkan tidak menentang norma yang berlaku.
Sekarang
kita mengingat tentang masa depan saya yang di anggap Bung “mendua”. Coba kita
perhatikan tokoh-tokoh revolusioner dunia bukankah jarang bahkan tidak ada
seorang revolusioner yang hanya menjalani satu profesi saja. Kita lihat Bung
Karno dia seorang arsitek dia mendua dengan menjadi seorang politikus hasilnya
dia bisa membawa Indonesia pada kemerdekaan, kita liha Che Guevara dia seorang
dokter namun dia mendua dengan menjadi seorang pejuang akhirnya bisa menggiring
Kuba pada kemerdekaan, kita lihat Sang Junjunan Alam Muhammad SAW beliau
seorang pedagang bahkan beliau bukan hanya mendua namu mentiga bahkan lebih
merangakap sebagai panglima perang, sebagai tokoh revolusioner, sebagai
organisator, sebagai kepala negara dan hasilnya membawa dunia kepada masa yang
terang benderang seperti ini.
Bukan
kah sudah cukup contoh bahwa orang-orang yang menduakan profesinya lah yang
bisa membawa perubahan? Mengibarkan bendera revolusi.
Di
penghujung tulisan ini sekali lagi saya haturkan dengan penuh rasa rendah hati
peermohonan maaf yang maha besar bukan maksud hati ingin mendebat namun
hanyalah curahan isi hati darirelung hati saudara Bung yang penuh dengan
kekurangan ini. Semoga tulisan kita, percikan-percikan api peperanagn kita bisa
berubah menjadi api yang sangat besar api maha membara yang berkobar di dalam
setiap dada bangsa Indonesia untung berjuang mengembalikan keutuhan kemerdekaan
Republik ini. Merdeka!!! Revolusi belum berkahir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar