Minggu, 20 April 2014

Indonesia Sistem Banci


Dari Budiana saudara sekawahcandara di muka Bung, untuk Zulfikri salah satu Gatotkaca yang keluar dari kawah candra dimuka kampus Sumbar.
BHINEKA NARA EKA BHAKTI !!!
Salam hangat dari saudaramu di jatinangor kami sampaikan untuk Bung di cilandak, semoga bung baik-baik saja dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Tempo hari saya membaca tulisan Bung tentang Demokrasi Konstitusional atau Khalifah, itu merupakan tulisan yang sangat luar bisa bagus sekali dan membuat saya bangga akan teman satu kamarku –ketika di Sumbar- ini. Serta membuat saya lebih percaya bahwa Bung adalah salah satu yang di banggakan oleh kami keluraga besar kampus sumbar.
Dan sebetulnya saya sangat tertarik sekali dengan tulisan bung tersebut namun karena kesibukan dan segala macamnya saya baru menyempatkan menulis saat ini.
Dalam tulisan tersebut saya melihat bung begitu mempertanyakan kenapa orang Islam garis keras begitu ngotot untuk menegakan kekhalifahan? Toh Sistem  yang baik itu tidak menjamin segala sesuatunya menjadi baik, semuanya tergantung pada manusia yang menjalankan sistemnya. Bukan begitu?  Tegur saya jika saya salah.
Mungkin saya bisa mengatakan sayan kurang sependapat dengan hal itu, kenapa? karena bagi saya sistem yang mempengaruhi pergerakan manusia. Mungkin bung akan bertanya lagi sudah kurang bagus apa sistem di Indonesia? Sudah berapa banyak peraturan di Indonesia? Toh masih saja ada gayus, akil mukhtar, dan nazarudin dan sebagainya?
Saya bisa mengatakan sebagai anak negara, sebagai manusia yang di besarkan negara, sebagai pemuda yang di belai langsung oleh kasih sayang Ibu pertiwi, sebagai yang calon Abdi Negara bahwa sistem yang berjalan di Indonesia itu banci, tidak jelas.
Dilihat dari sejarah Bung boleh bisa bertanya kepada kakek nenek bung -jika masih ada- apa yang di cita-citakan mereka dari lahirnya Republik ini? Apa tujuan dari lahirnya Republik ini, dan membaca beberapa buku serta iseng bertanya kepada tetangga saya yang ikut berjuang pada masa itu kemudian dia menjawab “yang di cita citakan kami adalah sebuah negara yang gemah ripah loh jinawi, tata-titi-tentrem, silih asah silih asih silih asuh, akur jeng dulur tur ngajag lembur.”
Itu lah yang di cita-cita kan mereka kemudian hal itu direkam oleh para pendiri Republik ini dalam pembukaan UUD 45, yang salah satunya bunyinya adalah “kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial..”
Kemudian ada pertanyaan tatanan masyarakat seperti apa kah itu? Iya itu masyarakat sosialis, masyarakat sosialis ala Indonesia yaitu masyarakat madani sosialis dengan sentuhan Religius. Itu lah yang di cita-cita kan bangsa kita. Kemudian apakah Indonesia sekarang menjadi Negara yang berfahamkan seperti itu? Tidak sama sekali !! itulah yang menyebabkan datang nya Nazarudin Cs. Sistem yang tidak jelas melahirkan manusia manusia tidak jelas.
Lalu banyak lah pemuda-pemuda kita yang belajar kebarat belajar ke Amerika, Inggris dan lain sebagainya karena para pemuda kita “menganggap” mereka negara maju nan sejahtera. Dan akan di terapkan di negeri kita ya dan sekarang sudah berjalan, apakah sukses? Tidak sama sekali malah muncul manusia Akil muhktar dll. Karena sistem seperti ini tidak cocok sama sekali dengan kepribadian kita.
Mungkin bung berargumen seperti yang ada di kicauan bung dalam sosial media, toh amerika juga maju dengan demokrasinya ?!  tapi Dari segi apa? Memang betul Amerika mempunyai Las Vegas yang megah, memang betul Amerika mempunyai Peralatan perang yang gagah dan menakutkan. Tapi apakah Bung tahu hutang Amerika mencapai Rp 170.000 Triliun? Tapi apakah Bung tahu di Amerika terjadi pembunuhan 50 kali dalam sehari? Yang mengakibtakan tingkat kriminal tertinggi di dunia? Itukah negara maju? Masyarakat adil dan makmur yang kita cita-citakan? Sama sekali tidak !!!
apakah bung mau anak cucu kita esok hari menanggung beban hutang sebesar itu? Tentu tidak kan? Apakah bung mau anak cucu kita saling bunuh seperti di amerika? Naudzubillah, sungguh Bung pun tidak mau dengan hal tersebut.
Ahh cina maju dengan sentralistiknya?? Maju bagian mananya? Iya memang China punya sanghai yang begitu maju, China punya Beijing yang begitu megah, Hongkong yang begitu keren. Dan banyak miliarder-miliarder dunia yang sekarang jebolan orang-orang cina. Karena memang kota-kota tersebut di liberalkan di kapitaliskan. Apakah tahu Bung china dari kota-kota lain? apakah tahu bung di honkong saja masih ada yang tinggal di apartemen yang hanya seluas toilet? Berarti beta jomplang nya, betang terbentang sangat luasnya jarak antar si miskin dan si kaya, begitukah masyarakat adil dan makmur? Tidak sama sekali !!!
Lalu malaysia dia maju dengan monarkinya? Iya maju semakin maju batas daerahnya hingga mencaplok wilayah Republik kita. Dan sering membuat hal provokasi terhadap Republik kita itu adalah efek dari ego kerajaan yang merasa bahwa dia adalah raja dan yang lain rakyatnya tidak ada keadilan sosial disana, kalau ada raja berarti masih ada kasta, masih ada skat antara raja dan rakyat itukah cita-cita kita? Tidak sama sekali.
Yang di cita-citakan oleh bangsa kita adalah rakyat dan pemerintah bersatu padu membangun Negara tercinta kita.
  Itukan sistem politik? Apa hubungannya dengan kesejahteraan? Berbicara politik berarti berbicara kekuasaan, berbicara sistem politik berarti sistem yangmembentuk sebuah kekuasaan. Apakah akan ada kakuasaan yang baik jika sistemnya tidak baik? Apakah akan ada lahir penguasa baik dari sistem yang tidak baik?  Saya beranggapan bahwa Sistem yang baik akan menciptakan peraturan yang baik dan akan menghasilkan manusia yang baik.
Jika boleh saya analogikan terhadap suatu balapan, Bung apakah pernah melihat dalam suatu balapan lalu salah satu pembalap berjalan sangat lambat sekali sedangkan yang lain kencang sekali? Pernahkah tentu belum pernah bukan? Karena sistem dalam arena balap memaksa pemblap harus memacu kendaraannya untuk semakin cepat jadi semuanya akan cepat walaupun ada yang tercepat. Tapi selambat-lambatnya kendaraab di arena balap tentu akan paling lambat di arena biasa? Bukan begitu?
Kemudian saya akan beri contoh lagi, Alhamdulillah saya dengan Bung di berikesempatan untuk bersekolahdi sekolah yang penuh aturan, nah sekrang bung lihat apakah Bung pernah lihat ada peserta didik kita yang berlenggang kangkung memakai baju bebas di areal kampus kita? Tentu tidak kan? Sednagkan di kampus lain? Banyak sekali!! Karena sistem kita memkasakan peserta didiknya seperti itu.
Kalau boleh saya pinjam perumpamaan Felix Siauw, dai berujar kurang lebih demikian. Apakah bung tahu pasar tradisional yang becek? Dan tentu bung sangat tahu dengan mall bukan? Kita bandingkan manusia manusia di dalamnya. Pernahkah bung melihat orang meludah sembarangan di tanah pasar tradisional yang becek dan kotor? Tentu pernah bukan? Tapi pernah kah bung melihat orang sembarangan meludah sembarangan di lantai mall yang bersih mengkilap? Tentu tidak ada kan? Karena sistem di Mall menciptakan suasana rapih bersih dan tertib.
Ah itukan kebetulan saja karena yang datang ke pasar tradisional itu orang-orang kampung nan udik jadi gak tahu aturan? Mungkin bung berujar demikian, Jikalau Bung tidak percaya silahkan bung  bawa salah satu Bung ke Mall apakah dia akan meludah sembarangan, dan saya yakin tidak akan. Karena situasi akan memaksa manusia berubah dan situasi dilahirkan oleh sistem.
Dan sekarang kita lihat zaman kekhalifahan. Pernah kah Bung mendengar ada koruptor ketika itu?Pernahkah Bung mendengar ada banyak manusia seperti Akil Mukhtar? Tentu kalau ada jumlahnya sangat sedikit sekali. Dan pernahkah Bung mendengar ada emas yang tergeletak sembarangan di jalan dan semua orang tidak mau mengambilnya karena tahu itu bukan hak nya, pernah kah? Pada zaman kapan itu? Itu terjadi pada zaman kekhalifahan. Karena pada saat itu sistem yangberjalan sistem yang sempurna dan menghasilkan peraturan yang sempurna kemudian melahirkan manusia-manusia unggulan.
Kemudian kita kembali kepada Republik kita tercinta, sistem mana yang di anut sekarang? Demokarsi Amerika kah? Sentralisasi cina kah? Sosialis Demokrasi Indonesia kah? Monarki Malaysia kah? Semuanya tidak jelas, dan mengahsilkan peraturan yang tidak jelas juga dan melahirkan manusia Nazrudin, manusia Akil Mukhtar dan lain sebagainya.  
Masihkah bung menilai tidak ada hubungan antara sistem politik dengan kesejahteraan? Tentu itu bung sendiri yang punya jawaban.  
  Tulisan saya hampir selesai dan dengan penuh kerendahan hati dan kerukuan jiwa saya meminta maaf terhadap apa yang saya tulis, saya tidak berniat untuk bertambrakan dengan bung hingga hancur, sama sekali tidak, saya tidak berniat untuk bersebrangan dengan bung hingga kita berada dalam jurang yang jauh tidak sama sekali, anggaplah ini pelukan hangat dari saudra bung ini anggaplah ini merupakan gesekan yang mempertajam kita punya pedang, anggap lah ini satu tempaan satu sama lain hingga kita mempunyai palu yang kokoh untuk menyelesaikan pembanguna di Bumi Pertiwi. Saya sangat berharap bung dapat membalas tulisan ini dan memberi ilmu-ilmu Bung yang lainkepada saya. Tentunya saya dengan Bung mempunya hati yang sama mempunyai rasa yang sama, mempunyai semangat yang berkobar mempunyai jiwa yang memukul bergema dalam rongga dada akan perbaikan di negeri ini. Untuk itu semoga tulisan ini memper erat tali kita semakin merapatkan barisan kita dalam rangka menerbangkan kembali Sang Elang Garuda Indonesia di kancah dunia.  BHINEKA NARA EKA BHAKTI !!! REVOLUSI BELUM BERAKHIR !!! INDONESIA JAYA

                        

KOMUNIS BAGIAN DARI KITA



“Heeh da si eta mah bapa na ge komunis jadi wajar kitu oge.” Itu adalah kalimat yang di lontarkan oleh  Ayahku ketika sedang memperhatikan prilaku seseorang yang cenderung radikal dan mengarah kepada premanisme.
Saya bisa mengatakan bahwa Pak Harto beserta rengrengan Orde Barunya sangatlah luar biasa sukses. Sukses dalam hal apa? Pembangunan? Iya, bisa saya katakan seperti itu, KB? Sangat bisa, malahan dengar dari kabar burung pada saat itu Indonesia mendapat penghargaan dari dunia sebagai negara yang terhitung sukses dalam menjalankan KB. Harga murah? Bisa jadi, tapi itu hanya sementara buktinya sekarang mahal lagi kan. Mengkambing hitamkan Komunis? Menggiring rakyat untuk membenci komunis? Meng”setan”kan komunis? alangkah sangat luar biasa suksesnya Pak Harto dan Orde Baru dalam hal ini. Buktinya sudah berpuluh tahun mungkin tiga generasi Rakyat Indonesia sangat sensitif dengan segala sesuatu yang berbau komunis.
“awas jangan dekat-dekat Kakeknya dia kan Komunis.” Sangat sering sekali ketika kecil Ibu-Ibu mengatakan hal tersebut ketika melihat teman saya yang memang nakal -menurut saya wajar karena masih kecil- agar anaknya menjauhinya. Kan yang komunis kakeknya kenapa dia yang di salahkan? Apakah anaknya bahkan cucunya harus menanggung beban dosa dan kelaknatan –kalau memang harus seperti itu- Kakeknya.
Paradigma tersebut merupakan salah satu kesuksesan besar Orde Baru dalam menjauhkan Indonesia dari pribadinya sendiri. Paradigma yang membenci komunis, Ya paradigma yang mengutuk Komunis. Padahal jika semua kita tahu Bahwa Komunisme adalah anak dari Sosialisme dan Sosialisme adalah bagian dari Pancasila. Itulah sebabnya di muka paragrap mengatakan hal demikian.
Ah komuniskan anti Tuhan, komunisakan kejam, kasar, jahat dan sebagainya. Jelaslah bertentangan dengan Pancasila. Mungkin sebagian orang akan mempunyai pemikiran seperti itu mungkin juga pembaca salah satunya. Saya akan mencoba membuka pikiran kita semua. Komunis anti Tuhan? Tidak salah karena mungkin di Eropa sana orang penganut Komunisme tidak percaya Tuhan atau atheis karena berfikiran ultramatrialisme ataupun filosofis-matrialisme. Tapi perlu kita garis bawahi bahwa Komunisme atau Sosialisme adalah suata Ideologi sedangkan Agama adalah theologi jadi keduanya bisa di-synthesir.
H.O.S Tjokroaminito pernah melakukan penyelidikan sedjarah yang di ambil dari buku-buku karangan sardjana Islam sendiri maupun dari para Orientalis. Dan hasil penyelidikan tersebut mengatakan bahwa negara Islam yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW dan 4 sahabatnya, berturut-turut yang kita kenal dengan khulafaur-rasyidin adalah “berisikan masyarakat soaialis yang memang susuai dengan ajaran-ajaran Islam ; malahan bahwa sewaktu Sayidina Umar, susunan Pemerintahannya dan masyarakatnya adalah Communistis-militaristis dalam batas-batas adjaran Islam.” H. Roeslan Abdulghani Ampera (926:1961). Itu merupakan suatu bukti yang kuat bukan? bahwa Islam dengan Sosialisme bisa di-sythesir. Kemudian lihat bahwa riba dan penghisapan sama- sama di haramkan oleh kedua kubu ini . kemudian Islam memerintahkan umatnya untuk berzakat dan sosialis memenganjurkan penganutnya melakukan hal kedermawanan. Bukankah semuanya seirima dan beriringan dan sepakat anti-kapitalisme yang menghisap. Karena kedua faham ini lahir untuk memberantas ketidak adilan dan menebarkan kebahagiaan untuk bersama, tidak hanya kebahagiaan untuk si kaya saja, tidak hanya untuk tuan tanah saja, tidak hanya untuk penguasa saja. Tapi semuanya si nelayan kecilpun bahagia, si petanipun bahagia, si Kang adeng dan si teteh eti pun ikut bahagia. Semuanya bahagia.
Komunis itukan kasar, komunis itukan baragajul, komunis itukan tidak berpendidikan. memang itu benar sama sekali kenapa komunis kasar? Itu karena dampak dari sebuah ketidak adilan, itu adalah sebuah reaksi dari jiwa yang tertindas dari jiwa yang tersiksa, apa yang anda rasakan ketika anda kelaparan dan yang lain membuang-buang makanan karena kelebihan? Bertindak kasar bukan? Komunis itu baragajul iya, karena mereka mencari teman mencari kelompok yang hidup sama rasa senasib sepenanggungan karena tidak ada teman bagi mereka dari kalangan orang elit, intinya pada umumnya orang kaya tidak mau berteman dengan orang miskin. Jadi mereka mencari teman yang senasib dengan nya, bukankah itu hal yang manusiawi? Komunis itu tidak berpendidikan. Sekarang sodara-sodara semua berlogika jangankan untuk sekolah besok saja bahkan sebentar siang -jikalau sedang pagi-  saja tidak tahu mau makan apa. Karena mereka miskin, karena mereka kaum papa, karena mereka rakyat jelata. Bukan berarti mereka tidak mau untuk sekolah dan mengecap pendidikan. Tapi mereka tak mampu untuk membayarnya. Dari pada dasarnya sosialis adalah suatu tindakan bersama-sama dari kaum yang miskin, sebuah panggilan jiwa yang alamiah dari pada manusia untuk mengangkat derajatnya.
Dalam hal ini bukan berarti saya menyamakan Sosialisme dengan Islam tidak sama sekali. Bukan berarti Budiana menyamakan Manifesto Komunis dengan Al-Qur’an tidak sama sekali Naudzubillah. Saya sendiri adalah Islam orang tua saya Islam dan di besarkan di lingkungan yang Islami. Saya tahu betul bahwa Islam adalah satu-satunya cahaya kebenaran. Tidak di perlukan ajaran lain karena Islam sudah benar dan paling benar. Hanya saja selama ini ada pertanyaan dan bahkan jujur saja saya pernah terindoktrinasi bahwa komunis atau sosialis itu jahat, padahal tidak sama sekali. Bahkan itu bagian dari Pancasila, itu bagian dari cita-cita rakyat Indonesia sodara-sodara pernah membaca pembukaan UUD 45 yang berisika tujuan Negara Indonesia salah satunya adalah tatanan Rakyat adil dan makmur, tatanan rakyat adil dan makmur adalah tatanan rakyat sosialisme.     
          
  

Senin, 07 April 2014

Tertipu



Tertipu
Oleh;  b.y Nurkholis

Pagi dengan matahari dan hujan yang menyatu
Semoga menghapus jejak hati semalam
Gundah dan resah bergulat dan berseteru
Di dalam jiwa hingga kelam

Apa yang kau rasakan jika menjadi aku?
Berkeringat dan lelah berjalan terkaku

Hingga malam saat kabar tertidur
Ku bangun kan bintang untuk mencari mu
Namun bulan dengan pula mendengkur
Menolaknya karena tahu kamu menipu

Apa yang kau rasakan jika menjadi aku?
Berkeringat dan lelah berjalan terkaku

Menjaga Janji yang di ikat oleh kedua jiwa
Ku jadikan itu sebagai mahkota, hingga ku merasa bertahta
Dan kamu menjual jiwa itu.
Bukan kah yang megah harus di bayar mahal
Dan yang murah biarlah menjadi sampah

Apa yang kamu rasakan jika menjadi aku?




  

Sabtu, 05 April 2014

SUARA TUHAN ATAU SUARA SETAN



Tahun pesta Demokrasi, ya bisa saya katakan seperti itu tahun ini adalah Tahun pesta demokrasi. Lantas apa itu demokrasi? Ohhh demokrsi  itu pemilu, ohhh demokrasi itu kampanye, ohh demokrasi itu pawai bawa motor panas-panasan sambil pake baju pemberian orang, ohh demokrasi itu nyoblos masuk bilik coblos gambarnya celup tinta di jari setelah itu,ya tidur lagi, ya melamun lagi. Seperti itu kah demokrasi?
Secara etimologi demokrasi berasal dari dua suku kata “demos” dan “cratos” . demos artinya rakyat dan cratos artinya kekuasaan sehingga demokrasi bermakna kekuasaan di tangan rakyat. Ya sangat jelas kekuasaan ditangan rakyat, biar saya ulang satu kali lagi KEKUASAAN DI TANGAN RAKYAT. Jika kekuasaan di tangan rakyat berarti penguasanya adalah rakyat, jika rakyat penguasanya sudah jelas berarti yang bukan rakyat adalah pelayannya, jika rakyat adalah penguasa sudah jelas rakyat harus dilayani oleh pelayannya, sudah jelas penguasa itu lebih tinggi kedudukannya dari pada pelayannya, sudah jelas penguasa itu lebih sejahtera dari pada pelayannya. Dan berbahagilah, Indonesia adalah negara penganut demokrasi malahan menjadi Role Model pelaksanaan demokrasi untuk negara lain.
Ya Indonesia membanggakan sekali menjadi negara demokrasi yang di contoh. Dan kemudian apakah rakyatnya sudah menjadi penguasa? Dan kemudian apakah rakyat nya sudah dilayani layaknya penguasa? Dan apakah rakyatnya sudah sejahtera?
Indonesia apakah sudah demikian? Saya bertanya sekali lagi apakah Indonesia sudah demikian? Apakah si bayi sudah tidak busung lapar lagi? Apakah si pengamen sudah sekolah lagi? Apakah kang Adeng sudah tidak dihina karena menghutang terus untuk makan dan susah untuk membayarnya? Apakah teh enok sudah tidak lagi di ancam phk di pabriknya karena tidak memilih majikannya yang mencalonkan di pemilu? Apakah si rakyat jelata tidak dipukuli lagi karena di kejar-kejar rentenir? Apakah si pedagang kecil sudah tidak di gusur lagi? Dan jawabannya bisa sodara lihat dengan mata sodara sendiri. Tentunya masih ada anak kecil yang harusnya sekolah malah mengamen diperempatan, tentunya masih banyak kang Adeng- kang Adeng yang melulu menghutang kewarung untuk makan dan dicaci maki terlebih dahulu sebelum di beri, tentunya masih banyak teh enok-teh enok yang di paksa memilih karena majikannya menyalonkan diri di pemilu, tentunya si PKL masih saja berdegup kencang jantungnya saat berdagang. Yang mereka lakukan padahal hanyalah untuk makan, ya hanya untuk makan dan kehidupannya sehari-hari.
Padahalkan mereka semua rakyat di negara demokrasi rakyat adalah penguasa, terus mengapa nasib mereka demikian? Selalu bergatung pada keberuntungan hanya untuk makan. Karena yang di anut oleh Indonesia dan semua negara kapitalis adalah demokrasi liberal dan saya katakan demokarasi tersebut adalah demokrasi yang tidak cocok sama sekali dengan karakter bangsa kita. Demokrasi tersebut adalah demokrasi yang salah sama sekali, demokrasi tersebut adalah demokrasi yang keliru sama sekali,demokrasi tersebut demokrasi yang tidak layak sama sekali. Ya demokrasi 50+1 adalah demokrasi yang salah, apa itu demokrasi 50+1 baik akan saya terangkan secara singkat demokrasi itu adalah demokrasi yang digunakan di Indonesia saat ini dimana pemenang adalah suara terbanyak jadi jika ada seratus pemilih dan dua yang dipilih maka pemenangnya minimal 51 suara atau 50%+1% tidak peduli siapa yang memilih, tidak peduli dia mau profesor, dia mau tidak sekolah, dia mau pelacur, dia mau ustad, dia mau pemabuk, dia mau cendikiawan tetap saja dihitung sama disama ratakan.
Para penganut demokrasi dengan bangga mengatakan suara rakyat adalah suara Tuhan. Ya menurut mereka demikian, artinya harus di hargai. Tapi ingat dalam demokrasi jika ada lima orang dan keempat orang diantaranya salah dan satu orang yang benar maka yang satu orang itulah penjahatnya. Jadi coba bayang jika dalam lima orang dan empat orang adalah perampok dan satu orang adalah bukan perampok kemudian para perampok merencanakan untuk melaksanakan aksinya namun di larang orang satu orang yang bukan perampok maka yang satu orang itulah penjahatnya karena tidak sesuai dengan suara mayoritas dan sudah jelas penjahat sudah seharusnya diberi sanksi pada akhirnya si bukan rampoklah yang di beri sanksi. Itulah demokrasi dan saya bertanya itukah suara Tuhan? Ataukah suara setan?
Dan seharusnya demokrasi seperti apa yang di harapkan dan cocok untuk bangsa Indonesia? demokrasi yang cocok itu adalah musyawarah mufakat bukan voting-votingan, dimana semua pendapat diakomodir dan dicari jalan terbaik kemudian diambil keputusan oleh satu orang pemimpin dan demokrasi tersebut bisa dikatakan demokrasi terpimpin, demokrasi seperti itulah yang dilaksanakan para leluhur kita yang sudah sejak lama di laksanakanya. Demokrasi seperti itulah yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Karena dalam demokrasi seperti ini tidak ada gontok-gontokan satu sama lain, dimana tidak ada balas-balas puisi yang menjelekan satu sama lain, tidak ada garis aku dan kamu,kita dan mereka. Tapi duduk bersama dalam satu meja kemudian bicarakan musyawarahkan sehingga mencapai mufakat, memang benar demokrasi semacam ini tidak bisa diberlakukan di setiap waktu karena memakan waktu tapi demokrasi seperti ini adil dan memang harus dikedepankan. Adil untuk masyarakat adil untuk si rakyat sang penguasa.
Coba bayangkan suatu hari itu ketika hari pemilu dengan gagahnya si buruh pabrik bisa memilih siapa sebagai yang akan melayaninya layaknya penguasa, namun besoknya dia dipecat dari pabrik karena tidak memilih sesuai dengan apa yang diperintahkan atasannya. Adilkah itu? Coba bayangkan si Ibu tani yang tua renta memilih di hari pemilu dengan penuh harap kepada sang Heru Cakra yang berkoar-koar menebar janji untuk melayani padahal tidak pernah ditepati. Adilkah itu? Tentu jawabannya tidak sama sekali !!
Sodar-sodara tulisan ini akan segera berakhir dengan apapun yang saya tulis tentunya masih banyak kekurangan dan saya tidak sama sekali memaksa untuk setuju dengan saya toh saya tidak punya kekuasaan untuk memaksa, untuk itu saya menunggu ilmu-ilmu lain dari sodara-sodaraku sebangsa dan setanah air. Semoga saja ada yang sudi mengkritisi ataupun berdiskusi tentang tulisan ini saya sangat senang jika ada. Semoga melalui diskusi dan kristisi dari sodara-sodara bisa menjadi pengasah bagi saya pribadi dan gesekan-gesekan diskusi tersebut bisa menjadi percikan-percikan hingga menjadi api yang maha dahsyat, api semangat yang berkobar menjilat langit dalam dada kita semua untuk melanjutkan revolusi Indonesia kita yang semakin melenceng karena REVOLUSI SUNGGUH BELUM BERAKHIR !! BHINEKA NARA EKA BHAKTI