“Heeh
da si eta mah bapa na ge komunis jadi wajar kitu oge.” Itu adalah kalimat yang
di lontarkan oleh Ayahku ketika sedang
memperhatikan prilaku seseorang yang cenderung radikal dan mengarah kepada premanisme.
Saya
bisa mengatakan bahwa Pak Harto beserta rengrengan Orde Barunya sangatlah luar
biasa sukses. Sukses dalam hal apa? Pembangunan? Iya, bisa saya katakan seperti
itu, KB? Sangat bisa, malahan dengar dari kabar burung pada saat itu Indonesia
mendapat penghargaan dari dunia sebagai negara yang terhitung sukses dalam
menjalankan KB. Harga murah? Bisa jadi, tapi itu hanya sementara buktinya
sekarang mahal lagi kan. Mengkambing hitamkan Komunis? Menggiring rakyat untuk
membenci komunis? Meng”setan”kan komunis? alangkah sangat luar biasa suksesnya
Pak Harto dan Orde Baru dalam hal ini. Buktinya sudah berpuluh tahun mungkin
tiga generasi Rakyat Indonesia sangat sensitif dengan segala sesuatu yang
berbau komunis.
“awas
jangan dekat-dekat Kakeknya dia kan Komunis.” Sangat sering sekali ketika kecil
Ibu-Ibu mengatakan hal tersebut ketika melihat teman saya yang memang nakal
-menurut saya wajar karena masih kecil- agar anaknya menjauhinya. Kan yang
komunis kakeknya kenapa dia yang di salahkan? Apakah anaknya bahkan cucunya
harus menanggung beban dosa dan kelaknatan –kalau memang harus seperti itu-
Kakeknya.
Paradigma
tersebut merupakan salah satu kesuksesan besar Orde Baru dalam menjauhkan
Indonesia dari pribadinya sendiri. Paradigma yang membenci komunis, Ya paradigma
yang mengutuk Komunis. Padahal jika semua kita tahu Bahwa Komunisme adalah anak
dari Sosialisme dan Sosialisme adalah bagian dari Pancasila. Itulah sebabnya di
muka paragrap mengatakan hal demikian.
Ah
komuniskan anti Tuhan, komunisakan kejam, kasar, jahat dan sebagainya. Jelaslah
bertentangan dengan Pancasila. Mungkin sebagian orang akan mempunyai pemikiran
seperti itu mungkin juga pembaca salah satunya. Saya akan mencoba membuka
pikiran kita semua. Komunis anti Tuhan? Tidak salah karena mungkin di Eropa
sana orang penganut Komunisme tidak percaya Tuhan atau atheis karena berfikiran
ultramatrialisme ataupun filosofis-matrialisme. Tapi perlu kita garis bawahi
bahwa Komunisme atau Sosialisme adalah suata Ideologi sedangkan Agama adalah
theologi jadi keduanya bisa di-synthesir.
H.O.S
Tjokroaminito pernah melakukan penyelidikan sedjarah yang di ambil dari
buku-buku karangan sardjana Islam sendiri maupun dari para Orientalis. Dan
hasil penyelidikan tersebut mengatakan bahwa negara Islam yang dipimpin oleh
Nabi Muhammad SAW dan 4 sahabatnya, berturut-turut yang kita kenal dengan khulafaur-rasyidin
adalah “berisikan masyarakat soaialis yang memang susuai dengan ajaran-ajaran
Islam ; malahan bahwa sewaktu Sayidina Umar, susunan Pemerintahannya dan
masyarakatnya adalah Communistis-militaristis dalam batas-batas adjaran Islam.”
H. Roeslan Abdulghani Ampera (926:1961).
Itu merupakan suatu bukti yang kuat bukan? bahwa Islam dengan Sosialisme bisa
di-sythesir. Kemudian lihat bahwa riba dan penghisapan sama- sama di haramkan
oleh kedua kubu ini . kemudian Islam memerintahkan umatnya untuk berzakat dan
sosialis memenganjurkan penganutnya melakukan hal kedermawanan. Bukankah
semuanya seirima dan beriringan dan sepakat anti-kapitalisme yang menghisap.
Karena kedua faham ini lahir untuk memberantas ketidak adilan dan menebarkan
kebahagiaan untuk bersama, tidak hanya kebahagiaan untuk si kaya saja, tidak
hanya untuk tuan tanah saja, tidak hanya untuk penguasa saja. Tapi semuanya si
nelayan kecilpun bahagia, si petanipun bahagia, si Kang adeng dan si teteh eti
pun ikut bahagia. Semuanya bahagia.
Komunis
itukan kasar, komunis itukan baragajul, komunis
itukan tidak berpendidikan. memang itu benar sama sekali kenapa komunis kasar?
Itu karena dampak dari sebuah ketidak adilan, itu adalah sebuah reaksi dari
jiwa yang tertindas dari jiwa yang tersiksa, apa yang anda rasakan ketika anda
kelaparan dan yang lain membuang-buang makanan karena kelebihan? Bertindak
kasar bukan? Komunis itu baragajul iya, karena mereka mencari teman mencari kelompok
yang hidup sama rasa senasib sepenanggungan karena tidak ada teman bagi mereka
dari kalangan orang elit, intinya pada umumnya orang kaya tidak mau berteman
dengan orang miskin. Jadi mereka mencari teman yang senasib dengan nya,
bukankah itu hal yang manusiawi? Komunis itu tidak berpendidikan. Sekarang
sodara-sodara semua berlogika jangankan untuk sekolah besok saja bahkan
sebentar siang -jikalau sedang pagi- saja tidak tahu mau makan apa. Karena mereka
miskin, karena mereka kaum papa, karena mereka rakyat jelata. Bukan berarti
mereka tidak mau untuk sekolah dan mengecap pendidikan. Tapi mereka tak mampu
untuk membayarnya. Dari pada dasarnya sosialis adalah suatu tindakan
bersama-sama dari kaum yang miskin, sebuah panggilan jiwa yang alamiah dari pada
manusia untuk mengangkat derajatnya.
Dalam
hal ini bukan berarti saya menyamakan Sosialisme dengan Islam tidak sama
sekali. Bukan berarti Budiana menyamakan Manifesto Komunis dengan Al-Qur’an
tidak sama sekali Naudzubillah. Saya sendiri adalah Islam orang tua saya Islam
dan di besarkan di lingkungan yang Islami. Saya tahu betul bahwa Islam adalah
satu-satunya cahaya kebenaran. Tidak di perlukan ajaran lain karena Islam sudah
benar dan paling benar. Hanya saja selama ini ada pertanyaan dan bahkan jujur
saja saya pernah terindoktrinasi bahwa komunis atau sosialis itu jahat, padahal
tidak sama sekali. Bahkan itu bagian dari Pancasila, itu bagian dari cita-cita
rakyat Indonesia sodara-sodara pernah membaca pembukaan UUD 45 yang berisika
tujuan Negara Indonesia salah satunya adalah tatanan Rakyat adil dan makmur,
tatanan rakyat adil dan makmur adalah tatanan rakyat sosialisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar